Minggu, 16 November 2014

Wisata Sungai Ngelantung

Wisata Sungai Ngelantung


Gambar diatas adalah gambar sungai yang ada di Dusun Kedung Lantung (Lantung adalah nama lain dari minyak) Desa Drenges Kec. Sugihwaras kab. Bojonegoro tentunya.  Jaraknya dari pusat kecamatan Sugihwaras kira-kira 5 km. Ini merupakan  salah satu tempat wisata yang ada di kota Ledre yang belum diketahui oleh banyak masyarakat Bojonegoro.  Banyak warga sekitar sugihwaras terutama  muda-mudi yang datang ke sungai ini untuk mandi, bermain-main, berkumpul dengan teman atau pacar, ada juga yang berkunjung untuk menghilangkan kepenatan setelah aktivitas sekolah. Hal yang membuat sungai ini menarik adalah lantai sungai ini terbuat dari batuan kapur yang telah mengeras dengan cekungan masa lalu berumur jutaan tahun yang terbentuk dari proses alam, makanya ada yang mengatakan bahwa sungai Lantung ini merupakan sungai purbakala.
Di sana juga terdapat satu tempat yang mengeluarkan minyak bumi dari tanah secara alami yang tercampur dengan air sungai, kemudian minyak tersebut naik di atas permukaan air sungai karena masa jenis air dan minyak berbeda, tapi kadarnya minyak tersebut  masih sedikit. Inilah alasan desa tersebut dinamakan desa Kedung Lantung (Kedung=tempat yang luas; Lantung=minyak).
Di sisi kiri dan kanan sungai Lantung ini terdapat pepohonan yang masih bagus semakin menjadi pelengkap keindahan sungai purba ini karena udaranya menjadi sejuk sehingga orang yang berkunjung ke sungai akan betah di tempat ini hingga membuat lupa waktu. Setelah capek bermain disungai ini kita dapat berteduh dibawah pohon yang ada dipinggir sungai dengan dilengkapi  suara kicauan burung yang membuat hati setiap orang yang bekunjung menjadi damai. Sayangnya sungai ini belum mendapat sentuhan daripemerintah setempat dan akses tranportasi berupa jalan yang belum memadai.

Oleh-oleh khas Bojonegoro

Oleh-oleh khas Bojonegoro

Bojonegoro adalah salah satu Kabupaten Jawa Timur yang terkenal dengan produk buatannya sendiri. Banyak orang ingin mengunjungi Bojonegoro karena memiliki makanan khas yang disebut "Ledre" dan "Salak Wedi".

Ledre
Bojonegoro
Ledre adalah jenis makanan ringan, khas Bojonegoro. Makanan ini dibentuk dengan cara digapit (seperti keripik emping yang digulung) dengan aroma pisang yang manis.

Yang menyenangkan adalah rasa dari pisangnya. Ini adalah makanan ringan khusus dari Bojonegoro yang terbuat dari gula, tepung, dan pisang, lalu digulung, sehingga tampak seperti tongkat. Ledre dengan rasa pisang telah menjadi snack favorit dari sebagian besar pengunjung.

Salak Wedi (Salacca Zalacca Fruit)
Bojonegoro
Salak Wedi, beda dengan buah salak pada umumnya. Salak ini memiliki rasa yang manis yang terasa berpasir. Maka dari itu dinamakan Salak Wedi atau salak pasir. Pohon Salak Wedi ini bisa ditemui di hampir rumah-rumah penduduk kabupaten Bojonegoro, khususnya desa Wedi dan sekitarnya.
http://www.eastjava.com/tourism/bojonegoro/ina/products.html

Produk Furniture Dan Kerajinan

Produk Furniture Dan Kerajinan

Bojonegoro
Selain makanan dan objek pariwisata, Bojonegoro juga terkenal dengan furnitur dan produk kerajinan. Bojonegro juga dikenal sebagai salah satu produsen kayu jati di pulau Jawa, karena Bojonegoro memiliki hutan jati besar dan lebar. Jadi, tidak mengherankan jika kabupaten ini memiliki banyak furnitur dan industri kerajinan yang terbuat dari kayu jati.

Perabotan Antik
Bojonegoro

Salah satu industri mebel di Bojonegoro adalah Mebel Antik. Ini adalah industri furnitur terkenal di Bojonegoro yang memproduksi berbagai jenis furniture indoor dan outdoor. Perabotan ini terbuat dari kayu jati kualitas tinggi dan dibuat oleh pengrajin profesional. Perabot ini merupakan mebel antik karena memiliki bentuk unik dan antik dengan desain yang tidak biasa. Anda dapat mencoba untuk mengunjungi Bojonegoro dan mendapatkan furnitur kayu Jati asli.

Kerajinan
Bojonegoro 
Pusat kerajinan ini terletak di kecamatan Kasiman, Bojonegoro. Anda dapat menemukan banyak kerajinan terbuat dari kayu jati, pohon kelapa, tempurung kelapa, dan bahan lainnya. Produk-produk kerajinan yang dibuat oleh pengrajin profesional dengan berbagai desain dan kerajinan, seperti; lampu kayu, hiasan dinding, vas, miniatur, dll Para pengunjung biasanya mengunjungi Bojonegoro dan membeli produk kerajinan ini untuk souvenir dan oleh-oleh.

Kerajinan Tanah Liat
Kerajinan tanah liat atau teracota ini juga merupaka produk yang unik khas dari Bojonegoro dan memiliki beraneka macam bentuk seperti hewan dan di warna dengan bentuk yang unik.
sumber:http://www.eastjava.com/tourism/bojonegoro/ina/furniture_handicraft.html

Sabtu, 15 November 2014

klenteng

Klenteng Hok Swie Bio

 

Bojonegoro
Klenteng Hok Swie Bio adalah salah satu wisata religi di Bojonegoro. Klenteng ini merupakan tempat ibadah Tri Darma yang terkenal dengan ornamen kepala naganya dan di dominasi warna merah.

Klenteng ini banyak dikunjungi setiap harinya, terutama pada hari raya Imlek. Ada banyak peziarah dari Bojonegoro dan daerah lain mengunjungi dan berdoa di sini. Klenteng Hok Swie Bio memiliki beberapa tempat istirahat, sehingga para pengunjung bisa tinggal di sini beberapa hari. Klenteng ini juga bersih dan nyaman.

Selain bentuk yang unik, klenteng ini juga dihiasi dengan beberapa ornamen bebatuan di sepanjang dindingnya yang menggambarkan kepala naga dengan tubuh berwarna biru.
sumber: http://www.eastjava.com/tourism/bojonegoro/ina/hokswiebio-temple.html

bendungan pacal

Bendungan Pacal

 

Bojonegoro 

Waduk atau bendungan pacal yaitu merupakan salah satu tempat wisata yang ada di Bojonegoro, wisata ini menyuguhkan lingkungan alam yang sangat mempesona karena di kelilingi oleh bukit-bukit yang sangat indah. Bendungan yang di bangun pada tahun 1933 pada jaman Belanda itu bernama Waduk Pacal ( Bendungan Pacal ) karena berada di desa Pacal.

Bendungan Pacal ini terletak 35 Km dari arah selatan kota Bojonegoro. Waduk Pascal yang memiliki luas sekitar 3,878 kilometer persegi dan kedalaman 25 meter ini, merupakan bangunan sarana pengairan peninggalan zaman belanda dengan manfaat multifungsi.

Daya tarik wisata ini adalah kemegahan dan kekokohan bangunan peninggalan zaman Belanda dan hamparan air yang melimpah dengan panorama alam dan hutan jati yang mempesona.

Di tempat ini, setiap bulan Oktober bersamaan dengan hari jadi Kabupaten Bojonegoro, digelar acara ritual Larung Sengkolo dan Jamasan Waranggono Tayub. Fasilitas yang tersedia di lokasi wisata ini adalah pesanggrahan (tempat menginap), arena memancing, perahu dayung dan beberapa warung atau restoran. Sangat pas untuk wisata keluarga.
sumber: //www.bojonegoro.eastjava.com

Jumat, 14 November 2014

api abadi

Kayangan Api

 

Bojonegoro 

Api Kayangan adalah salah satu obyek wisata yang sangat populer di Bojonegoro. Kayangan Api yang merupakan sumber api abadi atau yang tak pernah padam sekalipun ini terletak di desa Sendangharjo, kecamatan Ngasem, sebuah desa yang memiliki areal hutan seluas 42,29% dari luas desa.

Api yang keluar sebagai sumber abadi obyek wisata ini merupakan sumber api alam, dan merupakan sumber api terbesar di Asia Tenggara. Saat pengunjung akan menuju lokasi wisata Api Kayangan ini, mereka akan terlebih dahulu melewati indahnya hutan jati yang hijau dan rindang. Sesampaianya di lokasi, akan terdapat gapura dengan jajaran tiang yang akan menyambut.
Di tengah tiang tersebut terdapat lingkaran batu yang mengeluarkan gelombang panas, tempat dimana si api abadi bersemayam.
Masyarakat sekitar meyakini, bahwa tempat ini adalah tempat bersemayamnya Mbah Kriyo Kusumo atau Mpu Supa, atau biasa disebut dengan Mbah Pandhe yang berasal dari kerajaan Majapahit. Mpu Supa merupakan seorang pande besi yang biasa membuat alat-alat pertanian dan pusaka. Kubangan lumpur yang berada di sebelah barat Api Kayangan dan berbau belerang dipercaya masyarakat bahwa, Beliau masih beraktifitas sampai "sekarang".

Dengan berbagai kepercayaan yang masih berkembang sampai saat ini, membuat Api Kayangan ini menjadi tempat yang sangat sakral. Api yang ada hanya boleh diambil jika ada upacara penting seperti yang telah dilakukan pada masa lalu, seperti upacara Jumenengan Ngarsodalem Hamengku Buwono X dan untuk mengambil api melalui suatu prasyarat yakni selamatan / wilujengan dan tayuban dengan menggunakan fending eling-eling, wani-wani dan gunungsari yang merupakan gending kesukaan Mbah Kriyo Kusumo.
sumber : http://www.eastjava.com/tourism/bojonegoro/ina/kayangan-api.html